Teknik Pendidikan Untuk Anak Disleksia
Teknik Pendidikan Untuk Anak Disleksia
Jaman
dahulu, anak tak bisa membaca adalah anak bodoh Plain stupid. Hari ini
manusia kian pandai memilah mana yang bodoh karena tak belajar, atau pintar
tapi tak bisa mengungkapkan secara verbal ataupun lisan.
Berdasarkan
pengalaman saya 10 tahun bergabung di dunia pendidikan, sering kali menemukan
anak didik pada usia diatas 9 tahun belum bisa membaca, sehingga saya merasa
termotivasi untuk mengetahui ada apa dengan anak tersebut padalah dilihat dari
fisik mereka sama dengan teman sebaya lainnya. Baru beberapa bulan ini saya
mengetahui anak tersebut disebut dengan “disleksia”. Kata disleksia
diambil dari bahasa Yunani, dys yang berarti “sulit dalam …” dan lex (berasal
dari legein, yang artinya berbicara). Jadi disleksia merupakan sebuah kondisi
ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada anak
tersebut dalam melakukan aktifitas membaca dan menulis. Gangguan ini bukan
bentuk dari ketidakmampuan fisik, seperti karena ada masalah dengan penglihatan,
tapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang
dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak
memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu (Ira Meida, 2007). Sumber: www.halalguide.info/content/view/720/70/
Anda pasti tahu Thomas Alva Edison,
ilmuwan jenius penemu bola lampu listrik. Namun tidak banyak yang tahu bahwa
beliau pernah dianggap sebagai anak bodoh di sekolah karena kesulitannya dalam
membaca dan berhitung. Ia diduga mengidap disleksia. Disleksia adalah
gangguan kemampuan membaca, yaitu kemampuan membaca anak berada di bawah
kemampuan seharusnya, dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia dan
pendidikannya. Pada kasus Thomas Alva Edison, kemampuan menulis yang seharusnya
sudah dikuasai di usia sekolah dasar, baru dikuasainya di usia sembilan belas
tahun.
Disleksia bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik,
seperti masalah penglihatan, tetapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan
memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya
baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu. Anna
Surti Ariani, Psikolog anak dan keluarga menjelaskan bahwa disleksia disebab-kan
gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat
menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara,
membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung. Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexsia (bawaan sejak lahir) dan aquired dyslexsia (didapat karena gangguan atau
perubahan cara otak kiri membaca). Developmental
dyslexsia diderita sepanjang
hidup pasien dan biasanya bersifat genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan
disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan perubahan
konektivitas di area fonologis (membaca). Disleksia lebih senang melakukan tes fit and proper berupa wawancara." Jadi tes
tertulis menjadi nightmare (mimpi buruk) bagi dia. Anak-anak
disleksia memiliki IQ rata-rata atau di atas rata-rata. Kalau di bawah
rata-rata bukan disleksia. Anak disleksia sering dianggap sama seperti yang
lain, padahal sebetulnya mereka termasuk yang pintar, kalau kita benar
menanganinya.
Penyebab dan Gejala Disleksia
Penyebab dari disleksia belum
diketahui dengan pasti. Beberapa yang diduga menjadi penyebabnya adalah faktor
genetik, luka pada otak (brain injury), adanya biokimia yang hilang yang
berkaitan dengan kerja sistem syaraf pusat, biokimia yang diberikan pada anak
seperti zat pewarna, pencemaran lingkungan seperti timah hitam, dan pengaruh
psikologis serta sosial seperti latar belakang keluarga dan ekonomi. Namun,
Anda dapat mendeteksi disleksia sejak dini sehingga dapat melakukan tindakan
yang diperlukan untuk membantu si kecil sejak dini.
Sebagian besar orang tua baru
menyadari persoalan gangguan belajar saat anak disekolah dasar,
dengan membandingkan kemampuan si kecil dengan siswa sebaya yang lain.
Tanda-tanda yang dapat Anda tangkap sejak masa pra sekolah
diantaranya:
- Pada balita disleksia dapat dikenali melalui
perkembangan bicara yang lebih lamban dibandingkan anak-anak seusianya dan
membutuhkan waktu yang lama untuk belajar kata baru. Misalnya keliru
menyebut kata “ibu” menjadi kata “ubi” kesulitan menggunakan kata-kata
untuk mengekspresikan diri dan kurang memahami kata-kata yang memiliki
irama.
- Senang dibacakan buku, tapi tak tertarik pada
huruf atau kata-kata
- Sulit untuk berpakaian
Sedangkan tanda-tanda yang dapat ditangkap saat usia sekolah
dasar adalah:
·
Kesulitan dalam mengurutkan
huruf-huruf dalam kata, mengurutkan abjad dan nama hari.
·
Kesulitan merangkai huruf-huruf dan
kadang ada huruf yang hilang.
·
Sulit membedakan huruf. Anak bingung
menghadapi huruf yang mempunyai kemiripan bentuk seperti b - d, u - n, m
- n.
·
Sulit mengeja kata atau suku kata
dengan benar. Misalnya, sulit membedakan huruf-huruf pada kata ’soto’ dan
’sate’.
·
Membaca satu kata dengan benar di
satu halaman, tapi salah di halaman lainnya.
·
Kesulitan memahami apa yang dibaca.
·
Kesulitan memproses informasi lisan,
misalnya saat mencatat nomor telepon atau didikte.
·
Sering terbalik dalam menuliskan
atau mengucapkan kata. Misalnya, ’hal’ menjadi ’lah.
·
Terdapat jarak pada huruf-huruf
dalam rangkaian kata. Tulisannya tidak stabil, kadang naik, kadang turun.
Apakah anak disleksia dapat belajar
membaca?
·
Ya. Anak yang mendapat terapi yang
efektif sejak TK dan kelas 1 SD menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan
anak yang baru mendapat pertolongan setelah kelas 3 SD. Tetapi, kalau disleksia
terlambat ditangani hasilnya kurang baik. Sebanyak 74% anak yang sulit membaca
di kelas 3 SD tetap mengalami kesulitan membaca di SMP, atau bahkan dewasa.
·
Walaupun demikian, tidak ada kata
terlambat untuk mulai membantu anak.
Pengobatan Anak Disleksia
Sayangnya tidak ada pengobatan
dengan obat. Terapi ditujukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang spesifik,
dan sangat individual. Kemudian dilakukan perubahan cara pembelajaran dan
lingkungan untuk membantu anak secara khusus.
Yang
pertama adalah melakukan diagnosa yang benar. Sebelum
ke dokter atau spesialis. Sebaiknya anda mencari tahu tentang kelebihan serta
kekurangan dalam kemampuan anak lebih dulu. Proses ini dapat dilakukan melalui
permainan, misalnya puzzle gambar. Disleksia cenderung sulit untuk di deteksi
karena gejalanya yang beragam. Diagnose gangguan ini membutuhkan penilaian
banyak faktor. Diantaranya:
·
Tes untuk memeriksa kemampuan
memahami informasi, membaca, memori, dan bahasa anak.
·
Pemeriksaan penglihatan, pendengaran
dan neorologi anak untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit atau gangguan
lain yang menyebabkan gejala-gejala yang dialami.
·
Tes psikologi untuk memahami kondisi
kejiwaan anak dan menghapus kemungkinan adanya gangguan interaksi, kecemasan
atau depresi yang dapat mempengaruhi kemampuannya.
·
Tes riwayat, perkembangan,
pendidikan dan kesehatan anak.
Kemudian
disusul evaluasi lengkap mengenai kelemahan dan kelebihan
anak, tentunya dengan bantuan guru di sekolah.
Setelah
itu, dilakukan pertemuan antara orang tua, guru dan profesional
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam memperbaiki cara belajar
anak secara individual. Orang tua juga diberi petunjuk bagaimana membantu anak
di rumah.
Peran
orang tua dirumah sangat penting dalam meningkatkan
kemampuan anak. Langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah:
·
Dengan membacakan buku yang menarik
minat anak, kegiatan ini dapat anda lakukan lebih dari sekali agar anak dapat
terbiasa dengan teks dalam buku.
·
Menyemangati dan membujuk anak untuk
membaca buku, lalu mendiskusikan isinya bersama-sama. Disamping itu, melibatkan
bantuan teknologi seperti program komputer dengan perangkat lunak pengenalan
suara juga dapat bermanfaat.
·
Orang tua juga dianjurkan untuk
tidak mencela saat anak melakukan kesalahan dalam membaca sehingga kepercayaan
diri anak juga dapat dibangun.
Teknik Pendidikan
Anak-anak yang mengidap disleksia dapat dibantu dengan
teknik dan pendekatan pengajaran spesifik. Tes psikologi akan membantu guru
mengembangkan program pengajaran yang sesuai.
Guru dapat menggunakan teknik pengajaran yang
melibatkan pendengaran, penglihatan dan kinetik (sentuhan) untuk meningkatkan
kemampuan membaca. Berikut hal yang akan difokuskan pada les membaca khusus:
·
Belajar mengenai
bunyi terkecil yang membentuk kata-kata (fonem)
·
Memahami huruf
dan string yang mewakili bunyi kata-kata
·
Memahami bacaan
·
Membaca keras
·
Meningkatkan
kosakata
·
Untuk anak-anak
dengan disleksia parah, les membaca khusus yang intensif mungkin diperlukan.
Anak-anak penderita disleksia dapat mendapatkan
bantuan tambahan di TK atau kelas satu sekolah dasar untuk meningkatkan
kemampuan membaca mereka, sehingga saat menginjak sekolah menengah kemampuan
membaca mereka sudah jauh lebih baik. Anak-anak yang terlambat mendapatkan
perlakuan khusus akan sulit untuk mengejar ketertinggalan dan kemungkinan akan
diikuti dengan prestasi akademik yang rendah.
Saya berharap,
sekolah memberikan perhatian lebih kepada anak-anak berkebutuhan khusus seperti
ini. Kadang kan ada orang tua yang tidak bisa menerima keadaan si anak yang
memiliki kesulitan seperti ini. Kemudian mereka memaksakannya sekolah disekolah
umum.Anak-anak penyandang disleksia yang memiliki tingkat kecerdasan hanya
membutuhkan penanganan yang lebih khusus dari para guru, dan hendaknya kepada
pemerintah memberikan perhatian lebih kepada anak disleksia yang ingin
bersekolah di sekolah umum dengan memberikan bentuk pembelajaran dan penilaian
yang berbeda dengan teman-teman lain disekolahnya sehingga anak disleksia tidak
merasa terkucilkan atau terganggu secara mental karena harus mengulang kelas
(tidak naik kelas) setiap tahunnya.
Bagaimana Masa Depan Anak Disleksia?
Sulit untuk menentukan keadaan anak
di kemudian hari. Disleksia menyebabkan gejala yang berbeda jenis dan beratnya
pada masing-masing orang. Masa depan lebih baik bila disleksia cepat dikenal
dan ditangani, dengan bantuan keluarga, teman dan guru. Rasa percaya diri yang
tinggi akan sangat membantu, juga proses belajar yang khusus. Jangan berkecil
hati dan menganggap si kecil sebagai anak bodoh yang akan sulit untuk sukses.
Karena kenyataannya si kecil tidak sendirian, ada Thomas Alva Edison, Eisntein,
Leonardo da Vinci, hingga Tom Cruise yang notabene adalah orang-orang sukses
yang besar bersama learning difficulties seperti disleksia. Yang perlu
diberikan oleh orang tua adalah terus membangun kepercayaan diri si kecil serta
tidak fokus pada kelemahannya namun berupaya mengembangkan potensinya yang
lain. Harus diingat bahwa anak dengan disleksia sering menunjukkan kemampuan
luar bisa misanya sangat inovatif, memecahkan masalah dengan sangat baik,
kreatif dan berpikir lateral. Banyak orang disleksia menjadi orang sangat
sukses. Beberapa kegiatan orang tua yang dapat membantu terapi bagi anak
dengan disleksia adalah membacakan buku dan membantu saat si kecil hendak
membaca sendiri, belajar bersama dan bantu ia mengerjakan tugas-tugas dari
sekolah, dan pastikan suasana belajar menyenangkan. Yakinlah, dengan sentuhan yang penuh kasih sayang dari Anda,
penemuan seinovatif Thomas Alva Edison pada jamannya dapat lahir dari
tangan buah hati Anda.
Orang-orang
yang berjuang melawan disleksia, dan berhasil mengalahkannya
·
Ann
Bancroft – Wanita pertama yang menyeberangi es di kutub utara dan selatan. www.yourexpedition.com
·
David
Boies – Pengacara yang mempunyai klien sangat terkenal, misalnya wakil presiden
Amerika dahulu Al Gore, Jr., Napster, dan Departemen Kehakiman Amerika dalam
menghadapi Microsoft.
·
Whoopi
Goldberg – Bintang film dengan Academy Award untuk perannya dalam
"Ghost," www.whoopi.com
Referensi
1. Kronenberg WG, Dunn DW. Learning Disorders. Neurol Clin N Am
2003;21:941-952
2. Bub D. Alexia and related disorders. Neurol Clin N Am
2003;21:549-568
3. Olitsky SE, Nelson LB. Reading disorders in children.
Pediatr Clin N Am 2003;50:213-224
4. British Dyslexia Association. www.bdadyslexia.org.uk
5. International Dyslexia Association. www.interdys.org
Terimakasih.. Sangat informatif, dan sangat setuju bahwa pemerintah melalui dinas pendidikan harus lebih memperhatikan siswa dengan kondisi disleksia karna mereka punya potensi yg luar biasa jika dibantu dan ditangani oleh tenaga ahli didampingi orang tua di lembaga khusus disetiap daerah yang memberikan tambahan metode belajar untuk anak disleksia diluar jam sekolah pada umumnya🙏🏻
BalasHapus